ANESTESI
I. Apa yg harus dilakukan sebelum pemberian anestesi ?
II. Anestesi apa yg akan diberikan ?
III. Apa saja yg perlu dipertimbangkan dlm memilih anestesi ?
I.A. EVALUASI PASIEN
# Anamnesa
- Sejarah system cardiopulmonary, hati, ginjal
- Toleransi thd latihan
- Derajat aktivitas fisik
- Keletihan, dispnea, batuk, cyanosis, vol. urin, kemampuan minum, nafsu makan, defikasi
- Pengalaman pasien thd anestesi penggunaan obat tertentu (organofosfat, antibiotika, kortikosteroid)
# Pemeriksaan fisik
- denyut jantung & ritme jantung
- frekuensi, ritme & kedalaman respirasi
- pulsus, suhu tubuh, warna mukosa,
- CRT, refleks pupil, refleks & ketegangan otot
# Uji laboratorium
- total erytrosit, total leukosit
- Hb, PCV
- Urinalisis
I.B. PERSIAPAN PASIEN
- Puasa : min 6 jam (makan)
2 jam (minum)
- Premedikasi
I.C. PERSIAPAN ALAT
- Spuit,
- Mesin anestesi, endotraceal tube, iv catheter
- infus set
II. PENGGOLONGAN ANESTESI
1. Anestesi Lokal
a. Surface application : tetes, spray
b. Subdermal/intradermal/subcutan
c. Infiltrasi : field anestesi/field block
Contoh : Procain HCl 2%, 4%, Lidocain 2%, 4%, Tetracain, Dibucain, Pehacaine, Chlorbutanol
Dosis : secukupnya (qs)
2. Anestesi Regional
a. Epidural
Lokasi penyuntikan : Os lumbal terakhir dan sacrum 1 (hwn kecil), os coccygea 1 dan 2 (hwn besar)
b. Spinal
Langsung mengenai saraf spinal, efek segera
c. Paravertebral
Lokasi penyuntikan : os v thorac terakhir dan lumbar 1, antara lumbar 1 dan 2, antara lumbar 2 dan 3
Contoh : sama dgn anestesi local; Lidocaine 2% atau mepivacaine 2%
Dosis : 0,5 – 1,0 ml/100 lb BB (ringan)
1 ml/10 lb BB (tinggi)
umum : 1 ml/ 10kg BB – 1ml/5 kg BB (0,1 – 0,2 ml/kg BB)
3. Anestesi umum
a. Injeksi (non volatile)
b. Inhalasi (volatile)
I. Anestesi umum injeksi
A. Gol. Barbiturate :
1. Short acting (Thiobarbiturat)
2. Ultra short acting
(Thipentone sodium/pentothal,
thialbarbitone sodium/kemithal)
3. Intermediate acting (omobarbithal)
4. Long acting (Phenobarbithal)
B. Gol. Anestesi disosiatif
1. Ketamine HCl
2. Tiletamine
Dosis :
Pentothal, pd hwn kecil : 20 – 26 mg/kg BB (IV), konsentrasi 2,5 % (25 mg/ml)
Ketamine HCl, anjing : 10 – 15 mg/kg BB,
Kucing : 10 – 33 mg/kg BB
Sediaan : 50 mg/ml; 100 mg/ml
Tiletamin + Zolazepam (1 : 1)/ Zoletil
Dosis : anjing : 7 – 25 mg/kg BB (IM)
5 – 10 mg/kg BB (IV)
kucing : 10 – 15 mg/kg BB (IM)
5 – 7,5 mg/kg BB (IV)
II. Anestesi Inhalasi
1. Anestesi inhalasi mayor
Methoxyflurance, Halothane, Nitous oxide
2. Anestesi inhalasi minor
Ether, Chloroform, Cyclopropane
3. Anestesi inhalasi lain
Ethylchloride, Carbondioxide
Cara pemberian :
a. Autoinhalasi
b. Metode umpan balik positif :
1. Metode terbuka
2. Metode semi terbuka
3. Metode tertutup
4. Metode semi tertutup
IV. PERTIMBANGAN PEMILIHAN ANESTESI
1. Keadaan operasi yg akan dilakukan : besar kecilnya operasi, letak/daerah operasi, lama operasi.
2. Pertimbangan khusus : hindari penggunaan anestesi umum pada hewan bunting
3. Bentuk gerakan pasien selama operasi yg akan membahayakan keselamatan pasien.
4. Ukuran dan tipe individu pasien : pada hewan brachyocephalic perlu tracheal tube
5. Kepekaan individu atau breed : barbiturate pada kuda, chloroform pada kucing.
6. Faktor-faktor yg dapat meningkatkan kepekaan thd efek toksik anestesi : puasa yg lama, status kesehatan, penyakit respirasi, jantung atau ginjal.
7. Type operasi :
a. operasi Caesar
b. operasi pada rongga mulut
c. operasi orthopedik
8. Jenis tindakan operasi yg akan dijalankan
Emergency atau elective.
9. Spesies hewan/pasien :
Hwn besar à local, regional lebih baik
Aves/burung à halothan, local kontra indikas
Anjing dan kucing à semua jenis anestesi
dapat digunakan
No comments:
Post a Comment